Mungkin, kita bisa sama-sama berbagi. Berbagi cerita, berbagi hal-hal baik. Semoga, semoga saja. Semua akan lekas membaik. Perlahan, dan perlahan. Sungguh, Allah itu Maha Pengasih, Maha Penyayang. Maha Adil, Maha Bijaksana.
Tidak perlu jadi manusia nomor satu. Tidak perlu jadi manusia yang selalu dipuji orang-orang. Cukup, jadilah diri sendiri dengan versi terbaiknya. Jadilah seseorang yang baik, yang menerima keadaan, yang mensyukuri kehidupan. Kita, tidak perlu jadi manusia nomor satu.
Boleh bersedih. Menangispun tak apa. Namun, ingat dari setiap kesedihan yang kita alami Allah telah menyiapkan kebahagian. Belum saat ini, namun suatu hari, pasti. Karena Allah tak pernah ingkar akan janji-Nya. Sebesar apapun kesedihan yang saat ini kita alami jangan pernah lupa bahwa Allah selalu bersama kita.
Terkadang memang lelah untuk selalu melangkah. Karena setiap apa yang kita tuju, terkadang tak selaras dengan yang diinginkan. Tapi cobalah untuk kembali berfikir sejenak, bahwa lelah itu tak seberapa, daripada harus diam tanpa perubahan. Dan apapun itu, selalu andalkan Sang Pencipta disetiap langkah kita.
Mari persiapkan ikhlas paling panjang, untuk jejak-jejak luka yang enggan hilang.
Semuanya bukan tentang siapa dia yang paling pintar di kelas. Bukan tentang siapa dia yang paling populer di kelas. Bahkan, bukan juga siapa yang paling bodoh di kelas. Tapi tentang kita yang berjuang bersama dan berusaha seperti apa yang kita mampui, karena sukses bukan hanya sekedar juara kelas.
Nilai sekolah bukanlah suatu penentu masa depan. Akan tetapi, sebuah tekadlah yang akan membentuk masa depan. Tidak ada salahnya bila kita tidak bisa menjadi juara kelas. Semua orang punya caranya masing-masing agar bisa menjadi yang terbaik.
Mungkin saat ini takdir belum berpihak kepadamu. Namun saat kau yakin suatu hari kau mampu meraih posisi itu, maka kau bukan hanya akan menjadi juara kelas. Namun kau akan menjadi seorang pemimpin yang sukses nan bijaksana. Hanya saja sekarang kau perlu berjuang lebih keras dan selalu sertakan Allah disetiap langkahmu.
Mungkin, nilai-nilaimu tidak terlalu bagus. Tapi, setiap kita punya kesempatan. Setiap kita punya kelebihan. Dan walau nilaimu tidak sebaik orang lain, kamu selalu punya kesempatan untuk belajar lebih giat. Dari sana, kamu akan belajar bahwa segala hal punya kadarnya masing-masing. Dan sadar, bahwa Allah itu adil.
Tak akan selalu jalan itu lurus, mesti ada terjal, berlubang bahkan kerikil, begitu pula hidup yang tak akan selalu berwarna. Ketika suatu hari kau sampai pada titik terendah dirimu, ingatlah bahwa Takdir Allah adalah yang terbaik dari yang paling terbaik.
Kesuksesan dalam hidupmu tidak dapat dilihat dari kegagalan yang kamu alami hari ini. Bisa jadi jika berjuang kembali, kamu akan menemui titik sukses dengan versimu. Jadi, berusahalah bangkit dari kegagalanmu serta ambil hikmah darinya, karena "Rapuh untuk Tumbuh".
Walaupun terkadang hidup tidak selalu baik-baik saja , tapi kita harus tetap menikmati dan mensyukurinya , sebab senang maupun sedih, susah maupun lapang itu adalah kenikmatan yang Allah berikan, bisa jadi kesusahan hari ini adalah pembangkit semangat untuk terus berusaha dan bangkit untuk menjadi yang terbaik versi dirimu sendiri.
Sedih, menangis, lelah, terluka. Itu wajar dalam kehidupan kita sebagai manusia. Yang enggak wajar adalah ketika kita tidak mau berkaca, melainkan malah menyalahkan Allah atas itu semua.
Hidup memang nggak selalu baik-baik aja. Mungkin, dari hal kurang menyenangkan itu, kita bisa jadi manusia yang kuat, yang lebih percaya, bahwa Allah nggak pernah memberi di luar kemampuan hamba-Nya.
Sholatlah sebelum di sholatkan. Jangan tunda-tunda selagi bisa dilaksanakan. Paksa untuk beribadah agar masuk surga dari pada suka rela masuk neraka.
Biarkan angin berhembus, meski kadang hembusannya terlampau kencang, membawa terbang dedaunan kering tanpa arah tujuan. Namun ingatlah seberapa jauh kaki melangkah dan dimana pun diri berada jika dalam keadaan iman yang kokoh, badai topan sekalipun tak mampu mematahkan.